Monday 27 January 2014

Hukum Gossen I dan II
1) Hukum Gossen I
Berdasarkan pola konsumsi manusia dalam mengonsumsi satu jenis barang untuk mencapai utilitas maksimum, lahirlah Hukum Gossen I yang dikemukakan oleh Hermann Heinrich Gossen. Pada intinya, hukum ini menyatakan:

”Jika pemenuhan kebutuhan akan satu jenis barang dilakukan secara terus-menerus, utilitas yang dinikmati konsumen akan semakin tinggi, tetapi setiap tambahan konsumsi satu unit barang akan memberikan tambahan utilitas yang semakin kecil.”

2) Hukum Gossen II
Tidak dapat dipungkiri, manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Manusia memiliki banyak kebutuhan, mulai kebutuhan yang sangat penting sampai kebutuhan yang kurang atau tidak penting. Mulai dari kebutuhan primer sampai kebutuhan yang bersifat tersier. Untuk itu, H.H. Gossen mengemukakan lagi teorinya, yang dikenal dengan hukum Gossen II, yang menyatakan: 

“Jika konsumen melakukan pemenuhan kebutuhan akan berbagai jenis barang dengan tingkat pendapatan dan harga barang tertentu, konsumen tersebut akan mencapai tingkat optimisasi konsumsinya pada saat rasio marginal utility (MU) berbanding harga sama untuk semua barang yang dikonsumsinya.”

Dalam arti lain Hukum Gossen adalah hukum tentang tambahan kepuasan yang akan semakin menurun. Dalam hukum Gossen dikatakan bahwa bila suatu kebutuhan itu dipenuhi terus-menerus maka kita akan menjadi bosan.
Misalnya kita lapar dan menginginkan bakso. Pada saat itu di depan kita ada sepuluh mangkuk bakso. Yang menjadi pertanyaan adalah di manakah letak kepuasan tertinggi kita. Jawabannya tentu di mangkuk bakso yang pertama. Di mangkuk pertamalah kita akan merasa sangat puas karena hasrat kita tersalurkan. Untuk mangkuk kedua, ketiga, dan seterusnya kita tidak akan merasakan kepuasan seperti kepuasan di mangkuk pertama. Istilah umumnya kita merasa sudah bosan dengan bakso.
Sifat Dasar Manusia
Manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas. Ketika satu kebutuhan terpenuhi, akan ada kebutuhan-kebutuhan lain yang ingin dipenuhi juga. Ketika manusia merasa bahwa dirinya sudah sukses, sesungguhnya masih banyak target-target baru yang lebih tinggi menanti. Itulah salah satu contoh hukum Gossen dalam ilmu non-ekonomi.
Atau Misalnya seperti sepasang suami-istri atau sepasang kekasih yang ketahuan selingkuh. Pada awal menjalin hubungan, mungkin rasanya bahagia, dipenuhi romansa ini-itu, saling mengisi hidup, menghabiskan waktu bersama berjam-jam, dan lain sebagainya. Tapi setelah beberapa lama, rasanya jadi biasa saja. Soalnya sudah terpenuhi pada awal-awal hubungan, Nah. Bisa jadi akan terbesit rasa bosan. Dan pada tahap yang rada parah, ya itu tadi, malah selingkuh.
Hukum Gossen adalah hukum alam yang akan selalu ada sepanjang masa. Meski begitu, sebagai makhluk yang memiliki akal seharusnya manusia bisa menyiasatinya.