Assalamu'allaikum reader...
Kali ini saya akan menulis tentang penyakit hati. Penyakit hati yang tanpa kita sadari sudah menggrogoti hati kita. Bahkan tanpa kita sadari sudah menguasai hati kita. Tak hanya itu, kadang nafsu dan amarah pun tanpa kita sadari sudah dikuasai oleh penyakit hati ini.
Rasulullah saw. bersabda,
“….Bahwa dalam diri setiap manusia terdapat segumpal daging, apabila ia
baik maka baik pula seluruh amalnya, dan apabila ia itu rusak maka rusak
pula seluruh perbuatannya. Gumpalan daging itu adalah hati.” (HR Imam
Al-Bukhari)
Sebaliknya, orang yang dalam hatinya ada penyakit, sulit menerima kebenaran dan akan mati dalam keadaan kafir.
“Orang-orang yang di dalam
hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran
mereka, disamping kekafirannya yang telah ada dan mereka mati dalam
keadaan kafir.” [At Taubah 125]
Pengertian "Qolbu" :
Menurut Syekh Abu al-Hasan Ali bin Muhammad bin Ali al-Husaini
al-Jurjaniy didalam kitabnya "at-Ta'rifat" : Qolbu adalah sifat
lembutnya Ketuhanan yang terdapat dalam jiwa manusia.
Dalam hadis Rasulullah Saw: Dari Nu'man bin Basyir berkata: saya mendengar Rasulullah Saw. Bersabda:
ألا وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله وإذا فسدت فسد الجسد كله ألا وهي القلب
Artinya: " Ketahuilah,sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal
daging, apabila dia baik maka jasad tersebut akan menjadi baik, dan
sebaliknya apabila dia buruk maka jasad tersebut akan menjadi buruk,
Ketahuilah segumpal daging tersebut adalah "Qolbu" yaitu hati ". ( Hadis
Riwayat Bukhori ).
Jika kita pahami secara mendalam hadis tersebut, maka hati sangat
berperan dalam kehidupan jiwa manusia, karena hati yang bersih akan
melahirkan jiwa yang bersih dan selalu taat serta tunduk terhadap titah
dari Sang Ilahi Rabbi. Sebaliknya jiwa yang kotor disebabkan karena jiwa
tersebut memiliki hati yang tidak baik dan selalu melanggar aturan yang
telah digariskan oleh Allah Swt.
Tanda-tanda hati yang kotor atau sakit.
Fitrah manusia adalah suci dan bersih dalam menjalankan perintah
agama, namun terkadang dalam perjalanan kehidupannya, manusia sering lupa
dan lalai serta terjerumus dalam sifat-sifat "syaithoniyah". Untuk
mengenal lebih jauh tanda-tanda hati manusia yang telah kotor atau
sakit, berikut ini salah satu tandanya :
Adanya sifat nifaq ( Munafik ) dalam jiwa manusia, mari kita renungkan firman Allah Swt. Dalam surat al-Baqarah :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ
وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ . يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا
وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ .فِي قُلُوبِهِمْ
مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا
كَانُوا يَكْذِبُونَ .
Artinya : " Dan diantara manusia ada yang berkata " kami beriman
kepada Allah dan hari akhir ", padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah
orang2 yang beriman. Mereka menipu Allah dan orang2 yang beriman,
padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari. Dalam
hati mereka ada penyakit ( Nifaq ), lalu Allah menambah penyakitnya itu,
dan mereka mendapat adzab yang pedih, karena mereka berdusta ". (
QS.al-Baqarah : 8-10
Jika kita perhatikan ayat-ayat tersebut, maka sifat munafik akan
menjadikan hati manusia bertambah kotor dan rusak, karena pada dasarnya
manusia yang memiliki sifat nifaq akan terlihat diluar dirinya manis
akan tetapi dalam bathinnya dia memiliki sifat-sifat syaithoniyyah, apa
saja sifat-sifat tersebut,
Syekh az-Zamakhsyari dalam kitab tafsirnya "al-Kassyaf",
menggambarkan hati yang sakit karena sifat nifaq dalam diri manusia
adalah selalu condong untuk berbuat maksiat kepada Allah Swt. Sedangkan
Syekh Abu Zahrah dalam kitab tafsirnya "Zahratu at-Tafasir", bahwasanya
hati akan menjadi keras karena sifat nifaq yang selalu menanamkan
kedengkian dan selalu menghinakan orang2 yang beriman. Penyakit hati
tersebut menurut beliau tidak ada obatnya, na'udzubillah.
Apa saja sih penyakit hati itu:
Allah melarang kita untuk menjadi sombong:
“Janganlah kamu berjalan di
muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak
dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi
gunung.” [Al Israa’ 37]
“Janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka
bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
sombong lagi membanggakan diri.” [Luqman 18]
Inih tempat yang paling mengerikan.. Naudzubillahimindzaliq..
Allah sudah menyediakan neraka jahannam bagi orang yang sombong:
“Masuklah kamu ke
pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah
seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong .” [Al Mu’min 76]
- Ujub (kagum dengan diri sendiri)
Ujub ini hampir mirip bahkan bisa di katakan mendekati sombong. kenapa begitu? Karena Ujub ini kita merasa bangga atau kagum pada diri kita sendiri, dan kadang kita merasa diri kita merasa paling hebat, paling bisa dan ini yang tidak Allah suka. Karena seharusnya kita sadar bahwa semua nikmat yang kita peroleh semua dari Allah. Sebaiknya kita selalu mengucapkan syukur "Alhamdulillah" setiap hari dan setiap saat, pagi ketika kita masih diberikan kesempatan untuk kembali melihat dunia, malam ketika kita bisa melewati hari ini dengan lancar. Semua tidak luput dari nikmat Allah.
Allah melarang kita iri pada yang lain
karena rezeki yang mereka dapat itu sesuai dengan usaha mereka dan juga
sudah jadi ketentuan Allah.
“Dan janganlah kamu iri hati
terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak
dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian
dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada
bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah
sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu.” [An Nisaa’ 32]
Dengki lebih parah dari iri. Orang yang
dengki ini merasa susah jika melihat orang lain senang. Dan merasa
senang jika orang lain susah. Tak jarang dia berusaha mencelakakan orang
yang dia dengki baik dengan lisan, tulisan, atau pun perbuatan. Oleh
karena itu Allah menyuruh kita berlindung dari kejahatan orang yang
dengki:
“Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” [Al Falaq 5]
Kedengkian bisa menghancurkan pahala-pahala kita.
Waspadalah terhadap hasud
(iri dan dengki), sesungguhnya hasud mengikis pahala-pahala sebagaimana
api memakan kayu. (HR. Abu Dawud)
Riya adalah berbuat kebaikan/ibadah
dengan maksud pamer kepada manusia agar orang mengira dan memujinya
sebagai orang yang baik atau gemar beribadah seperti shalat, puasa,
sedekah, dan sebagainya.
Ciri-ciri riya:
Orang yang riya berciri tiga, yakni
apabila di hadapan orang dia giat tapi bila sendirian dia malas, dan
selalu ingin mendapat pujian dalam segala urusan. Sedangkan orang
munafik ada tiga tanda yakni apabila berbicara bohong, bila berjanji
tidak ditepati, dan bila diamanati dia berkhianat. (HR. Ibnu Babawih).
Orang yang riya’, maka amal perbuatannya sia-sia belaka.
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan
menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang
yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia” [QS. Al-Baqarah:
264]
“Maka kecelakaanlah bagi
orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya,
yang berbuat karena riya” [Al Maa’uun 4-6]
Riya membuat amal sia-sia sebagaimana syirik. (HR. Ar-Rabii’)
Sesungguhnya riya adalah syirik yang kecil. (HR. Ahmad dan Al Hakim)
Bakhil alias Kikir alias Pelit alias
Medit adalah satu penyakit hati karena terlalu cinta pada harta sehingga
tidak mau bersedekah.
“Sekali-kali janganlah orang-orang yang
bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya
menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan
itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah
segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan.” [Ali ‘Imran 180]
Padahal segala harta kita termasuk diri
kita adalah milik Allah. Saat kita lahir kita tidak punya apa-apa.
Telanjang tanpa busana. Saat mati pun kita tidak membawa apa-apa kecuali
beberapa helai kain yang segera membusuk bersama kita.
Sesungguhnya harta yang kita simpan itu
bukan harta kita yang sejati. Saat kita mati tidak akan ada gunanya bagi
kita. Begitu pula dengan harta yang kita pakai untuk hidup
bermegah-megahan seperti beli mobil dan rumah mewah.
“Dan adapun orang-orang yang
bakhil dan merasa dirinya cukup serta mendustakan pahala terbaik, maka
kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Dan hartanya
tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa” [Al Lail 8-11]
“Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan
syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi
orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah
karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan
Allah mempunyai karunia yang besar.” [Al Hadiid 21]
Oleh karena itu untuk menghindari kerasnya hati cepatlah kembali
kepada Allah dengan memohon ampunan dari-Nya, sebagaiman Allah
perintahkan kepada orang2 yang beriman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّ
هِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ
سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا
الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا
مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ
رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya : " Wahai orang2 yang beriman! Bertobatlah kepada Allah
dengan tobat yang semurni-murninya, mudah2an Tuhan kamu akan menghapus
kesalahan2 mu dan memasukkan kamu kedalam surga2 yang mengalir
dibawahnya sungai2, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan
orang2 yang beriman bersama dengannya, sedang cahaya mereka memancar
dihadapan dan disebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, " Ya Tuhan
kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami, sungguh
Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (SQ.at-Tahrim:8)
Sumber :
http://media-islam.or.id/2009/10/08/penyakit-hati-sombong-iri-dan-dengki-dan-cara-mengobatinya/