Sunday 26 December 2010

Besaran ROI digunakan untuk mengukur seberapa besar profitabilitas suatu entitas usaha. Besaran ini diperoleh dengan membandingkan laba dengan aktiva (investasi) yang digunakan untuk menghasilkan laba tsb. Angka-angkanya diperoleh dari Laporan Rugi Laba (untuk laba) dan dari Neraca (untuk aktiva). Pertanyaan yang kemudian muncul adalah angka laba dan investasi yang mana yang harus kita ambil, karena ada satu logika yang harus diikuti kala membandingkan angka-angka ini : jika nilai neraca mencakup pinjaman, maka nilai rugi/ labanya pun juga harus mencakup beban bunga terkait. Pada umumnya terdapat variabel-variabel sbb. :
Setiap variabel laba dapat dipasangkan dengan tiap variabel aset sehingga terdapat 9 kemungkinan kombinasi yang mungkin. Namun yang paling sering dijumpai adalah ROTA (Return On Total Assets / EBIT : TA) dan ROE (Return On Equity / EAT : NW). Satu lagi yang cukup sering adalah ROCE (Return on Capital Employed / (TA-Hutang Lancar) : (EBIT-Bunga Pinjaman Jk. Pdk.)).

ROTA sangat penting karena :


* Sebagai satu-satunya 'penggerak' ROE yang terbaik. Jika kita melihat ke persamaan DuPont, nampak bahwa sebenarnya persamaan ini hanyalah mengurai besaran ROE menjadi variabel-variabel pembentuknya yang masing-masing memiliki aspek manajemennya sendiri-sendiri. Ada 3 jenis persamaan DuPont :

1. 3 faktor, yaitu ROE = Net Profit Margin x Asset Turnover x Asset Multiplier, atau
2. 4 faktor, yaitu ROE = (EBT/Sales) * Asset Turnover * Asset Multiplier * (1 - tax rate)3. 5 faktor, yaitu ROE = [(EBIT/sales) * Asset Turnover - Interest/Asset] * Asset Multiplier * (1 - tax/EBT)
* Sebagai ukuran efisiensi yang utama.
* Sebagai rasio yang paling dapat dikendalikan oleh manajemen.

Sementara ROE sangat penting baik dengan alasan mikro maupun makro :


* Mikro : jika ROE meningkat, harga saham juga meningkat, perusahaan mudah memperoleh pendanaan baru, growth (pertumbuhan) akan positif, kondisi pasar yang sesuai akan tercipta, NILAI perusahaan meningkat, dan pada akhirnya memberikan pertumbuhan yg berkelanjutan (sustainable growth) bagi pemilik.
* Makro : jika ROE meningkat, investasi di industri tsb juga akan meningkat, PDB akan tumbuh, kesempatan kerja meningkat, penerimaan PAJAK pun meningkat, dsb.

Dari persamaan Dupont di atas, apakah anda menangkap suatu hal yang tidak konsisten? Jika ya, berarti anda benar. Dari buku-buku teks yang membahas rumus Dupont ini, disebutkan bahwa perkalian antara Net Profit Margin dan Asset Turnover adalah ROA. Penyebut ROA di sini sudah benar, yaitu Asset, namun pembilangnya adalah EAT (mengapa bukan EBIT?). Hal ini menunjukkan ada kaidah dari logika yang sudah disebutkan di atas yang dilanggar. Solusinya adalah menyatakan kembali EAT
dengan basis sebelum pajak, di mana pembilang akan dinamai EBILAT (Earning Before Interest, Less Adjusted Taxes) atau NOPAT (Net Operating Profit After Taxes) sbb. :Namun rumus ROA di atas masih belum sempurna, karena pembilangnya mencakup laba untuk hanya pemegang saham dan kreditor berbunga (interest-bearing debt), sementara penyebutnya adalah untuk semua penyedia modal. Bagaimana dengan kreditor tanpa bunga (misalnya kredit dari supplier, jatuh tempo bayar pajak untuk pemerintah, dsb.) ? Solusinya adalah menyatakan kembali penyebut ROA sebagai 'hanya' ekuitas dan hutang berbunga. Rasionya disebut RONA (Return On Net Assets) atau ROC (Return On Capital) sbb. :Terakhir, ada ide penyempurnaan ROA di mana yang disebut dengan Operating ROA hanya berfokus pada Laba Operasi dan tidak mencakup keuntungan dari kas dan investasi jangka pendek. Rumusnya sbb. :
Jadi, mungkin cukup dulu pembahasan mengenai ROI. Yang sekilas tampak sepele ternyata bisa menjadi cukup rumit.